Suka masakan cumi-cumi? bagaimana hukum tinta yang dimilikinya?

 

Mengolah cumi-cumi menjadi hidangan lezat adalah seni kuliner yang menarik. Cumi-cumi memiliki daging yang kenyal dan dapat mengambil rasa dengan baik, sehingga memberikan kesempatan bagi koki untuk menciptakan hidangan-hidangan kreatif.

Bagaimana dengan tinta dalam cumi-cumi? bolehkah ikut dikonsumsi?

Tinta cumi-cumi, sebuah substansi yang menimbulkan perbedaan pandangan di kalangan Ulama. Dalam ranah keilmuan Islam, terdapat perbedaan pendapat mengenai status kebersihan tinta cumi-cumi, di mana sebagian ulama berpendapat bahwa tinta ini suci sehingga tidak harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum diolah, sementara sebagian yang lain menganggapnya najis.

Penting untuk diingat bahwa perbedaan pendapat dalam masalah ini adalah fenomena biasa dalam tradisi keilmuan Islam. Masing-masing pandangan memiliki argumen dan dalil yang mereka pertahankan. Oleh karena itu, umat Islam diharapkan untuk memahami keragaman ini dengan sikap saling menghormati dan toleransi, sambil tetap mematuhi prinsip-prinsip pokok Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Referensi :

1. Tsamrat Ar Raudloh As Syahiyyah , hal : 12

2. Bulghat Ath Thullab Fi Talkhis Fatawi Masyayikh Al Anjab, hal : 106

وفي ثمرة الروضة الشهية لطلبة العلم من الإندونسية بمكة المحمية :ص12 مانصه (مسئلة : ما قولكم زاد علمكم نافعا أمين في سواد بعض الحيتان المعروف ببلدنا (جاواه نوس أهو نجس أم بينوا لنا نقلا شافيا الجواب : قد حكم صاحب البغية بنجاسته وخطأ من فال بطهارته اه_ ص :16 في باب النجاسة ومثله في سفينة الصلاة فراجع فاعلم أن هذه المسئلة قد وقع فيها اختلاف بين أهل المعرفة با لحيتان أن هذ الأسود أهو من الباطن أم لا فينبغي للعاقل أن يتحقق هذا الشيئ لأن هذا ممايتعلق بالعيان

 

Rate this article